Menurunnya nilai rupiah
Menurunnya Nilai Rupiah Di Masa Pandemi Apa Dampaknya.
Permasalahan timbul ketika Dollar Amerika nilainya menguat yang mengakibatkan nilai mata uang negara lain melemah, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Ketika harga dolar lebih mahal, otomatis barang impor yang dijual dalam dolar harganya menjadi lebih mahal. Kita harus mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk harga barang yang sama.
Contoh nyatanya, menurut Kontan.com, selama masa pandemi COVID-19 yang memukul perekonomian, tercatat bahwa Rupiah telah melemah sebesar 6.59% terhadap dollar Amerika Serikat (dari awal 2019 hingga Agustus 2020).
sangat di sayangkan bagi warga negara yang harus berhenti bekerja dan tidak punya pekerjaan (pengangguran) dengan perekonomian yang sedang di guncang, banyak orang yang merintis karna kondisi ini dan juga perekonomian di indonesia sudah pasti sangat menurun dan menyebabkan banyak dampak, seperti : orang yang kelaparan karna tidak memiliki uang, barang barang yang sekarang sudah sangat meningkat harganya, membuat kerusuhan di antar daerah.
kita tidak boleh mudah menyerah dalam hal seperti ini kita harus semangat menjalani hidup yang sedang kritis ini dan saling membantu sesama agar tetap melengkapi satu sama lain, Melemahnya Rupiah tentunya memiliki beberapa dampak, beberapa diantaranya pada dinamika ekspor dan impor dan kenaikan nominal Rupiah dari utang luar negeri, karena utang luar negeri dipatok dengan mata uang asing. Uang Rupiah yang dimiliki Indonesia harus ditukar dengan mata uang asing. Akibatnya, nilai tukar Rupiah pun semakin melemah. Bukan tidak mungkin nilai tukar Rupiah terhadap Dollar naik.
Namun ketika Dollar Amerika menjadi lebih mahal, artinya kita harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang impor yang sama. Termasuk barang buatan lokal yang bahan bakunya berasal dari luar negeri. Inilah alasannya mengapa daya beli kita berkurang ketika Rupiah melemah.
Bila penghasilan kita tidak meningkat, tapi harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli kebutuhan yang sumbernya impor, otomatis akan menyulitkan kita untuk menabung lebih banyak. Tentu akan mengganggu kamu yang sudah punya target menabung bulanan, sehingga harus lebih irit untuk mencapai target tabungan kamu.
Kondisi pelemahan Rupiah terhadap Dollar bisa terjadi kapan saja tanpa bisa ditebak, artinya daya beli kamu bisa berkurang kapan saja. Jadi, selama kamu masih punya penghasilan yang baik, usahakan tetap menabung dengan cukup & konsisten. Di tambah lagi dengan kondisi perekonomian yang sedan kritis ini dan pandemi yang menghadang kita harus tetap bisa berjuang dalam menghadapi situasi ini.
Dalam kasus Indonesia, dengan turunnya perekonomian akibat Covid-19, pergerakan modal keluar, membuat nilai rupiah terdepresiasi akibat dari pembelian mata uang lokal investor tersebut dengan rupiah yang dilakukan berskala besar. Ditambah dengan pembelian mata uang asing seperti dolar Amerika oleh orang Indonesia yang ingin mengamankan uangnya dengan menarik modal dari lokal ke luar negeri. Hal ini semakin membuat rupiah terdepresiasi.
Dikabarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret, arus modal keluar dari Indonesia tercatat Rp 121,26 triliun. Perbandingannya adalah dengan bulan April di mana rupiah mulai mengalami pemulihan, arus keluarnya hanya mencapai Rp 2,14 Triliun. Data ini menunjukan jika besarnya dampak arus modal pada rupiah.
Harapan Positif Apresiasi Rupiah
Harapan bagi rupiah muncul akibat dari insentif-insentif faktor eksternal dan internal. Insentif dari eksternal seperti bantuan dana pemerintah AS, suntikan-suntikan dana dari bank sentral di seluruh dunia seperti Bank of Japan dan The Fed, dapat memberikan harapan bahwa investor asing akan kembali ke Indonesia dan meningkatkan jumlah arus modal kembali.
Adanya pertanda kehidupan normal yang baru atau new normal dengan pembukaan pembatasan sosial secara perlahan oleh pemerintah Indonesia, tentu terdapat harapan baru bagi rupiah untuk apresiasi. Dengan kemungkinan pulihnya ekonomi, produksi dapat berjalan kembali normal, terutama dalam perihal ekspor yang dapat meningkatkan perekonomian. Hal ini terbukti karena bulan Mei dan Juni ini Indonesia mengalami surplus dalam neraca dagang.
Ini dapat menjadi pertanda bahwa pemulihan dalam nilai rupiah akan terus terjadi bersamaan dengan pemulihan ekonomi Indonesia. Ditambah dengan kepercayaan dari perekonomian global akan pemulihan perekonomian, dan pergerakan harga rupiah dua bulan terakhir ini, pemulihan nilai rupiah dapat terjadi dalam masa yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar